UNISNU.ac.id – Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara (UNISNU JEPARA) terus berupaya mempercepat laju perkembangan kualitas dan mutu pendidikannya. Diantaranya adalah melalui penguatan kapasitas dosen dengan studi lanjut jenjang doktor.
Tahun 2022, UNISNU JEPARA membuktikan lompatan kinerja dan progresifitasnya dengan panen doktor-doktor baru. Hal ini dibuktikan dengan lahirnya para doktor baru di UNISNU JEPARA. Tercatat sebanyak 12 doktor baru sejak awal tahun hingga Agustus 2022.
Mereka adalah Dr. Ali (Manajemen), Dr. Mayadina Rohmi Musfiroh (Hukum Keluarga Islam/Al Ahwal Syakhshiyyah), Dr. Noor Arifin (Manajemen), Dr. Anna Widiastuti (Manajemen), Dr. Mahfudlah Fajrie (Komunikasi dan Penyiaran Islam), Dr. Sukarman (Pendidikan Agama Islam), dan Dr. H. Ali As`ad (Pendidikan Agama Islam).
Selanjutnya Dr. Abdul Wahab (Komunikasi dan Penyiaran Islam), Dr. Muhammad Natsir (Pendidikan Agama Islam), Dr. Haryanto (Pendidikan Bahasa Inggris), Dr. Fathur Rohman (Pendidikan Agama Islam), dan Dr. H. Mufid (Pendidikan Agama Islam).
Kunci sebuah perguruan tinggi sukses dimulai dari dosen, dan gelar doktor menjadi pembuktian kualitas dosen sesuai standar pendidikan tinggi, serta wujud pengakuan kepakaran dari pihak-pihak yang kredibel. Masih ada 41 dosen UNISNU JEPARA yang masih melanjutkan studi S3 di dalam maupun luar negeri.
Menanggapi hal ini, Rektor UNISNU JEPARA Dr. H. Sa’dullah Assa’idi, M.Ag. mengungkapkan rasa syukurnya. Alhamdulillah, Allah melimpahkan berkah ilmiah untuk para doktor Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara. Dari masing-masing personal doktor dapat dijumpai adanya proses perubahan dari ilmu yang universalitas menjadi simpulan ilmu yang singularitas, bahkan dari wujud ide dapat dibaca berupa suatu fakta yang nyata.
“Semoga ilmu yang diperoleh para doktor UNISNU JEPARA bermanfaat dan selalu disyukuri sebagai hidayah Allah hingga berbunga kesalehan yang menyejukkan. Sebagai Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama, UNISNU JEPARA dengan Islam Ahlussunah wal-jama'ah memiliki motif keilmuan realisme metafisik. Sehingga ilmu-ilmu yang dikembangkan cenderung dengan dominasi berpikir deduktif karena lebih prospektif daripada berpikir induktif.”, Ungkap Rektor UNISNU JEPARA.