UNISNU JEPARA Ajak Guru Implementasikan Konsep Sekolah Ramah Anak

UNISNU.ac.id - Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara (UNISNU JEPARA) menyelenggarakan Workshop Sekolah Ramah Anak. Selasa (8/3/2022), dilaksanakan secara luring di Ruang Seminar Gedung Pascasarjana UNISNU JEPARA. Mendatangkan narasumber Andy Hermawan, M.Pd., yang merupakan salah satu Personal Coach Practicioner Komunitas Guru Belajar Nusantara (KGBN).

Rektor UNISNU JEPARA, Dr. H. Sa’dullah Assa’idi, M.Ag., secara resmi membuka kegiatan ini. Dalam sambutannya, Beliau mengemukakan bahwa sekolah ramah anak berarti menciptakan sekolah yang nyaman bagi peserta didik tanpa adanya kekerasan dan sekaligus mampu  menumbuhkan kepekaan orang tua dan guru untuk memenuhi hak perlindungan anak.

Hadir pula dalam acara ini,  Kepala LPPI UNISNU JEPARA,  Zainul Arifin, M.A, M.Hum., dan Kepala PSGA UNISNU JEPARA, Santi Andriyani, M.Pd.

PSGA (Sekolah Ramah Anak) Maret 2022. Sambutan Rektor

Rektor UNISNU JEPARA, Dr. H. Sa’dullah Assa’idi, M.Ag., secara resmi membuka kegiatan Workshop Sekolah Ramah Anak. Selasa (8/3/2022)


Diikuti oleh 30 guru tingkat Sekolah Dasar se-Kabupaten Jepara. Kegiatan ini berawal dari sebuah pemikiran, yakni anak adalah generasi bangsa yang menjadi aset berharga bagi kemajuan Negara. Hal ini menempatkan sekolah ramah anak menjadi program yang dibutuhkan oleh semua anak dalam menempuh jenjang pendidikan formal dari tingkat dasar sampai tingkat menengah.

Daftar Sekarang

Andy Hermawan, M.Pd., selaku narasumber dalam kegiatan ini mengungkapkan 3 prinsip penting dalam pendidikan ramah anak, yaitu voice, choice, dan ownership.

“Murid memiliki hak untuk didengarkan perasaannya dan pemikirannya. Murid juga berhak memilih, menentukan, dan memutuskan apa dan bagaimana melakukan sesuatu. Maka libatkan murid berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan di kelas,” jelas Andy Hermawan.

Selama workshop, Andi Hermawan mengajak peserta untuk merancang ekosistem belajar ramah anak dan lesson plan yang bersifat kolaboratif untuk mengajak anak terlibat dalam pembelajaran.

Kepala Pusat Studi Gender dan Anak UNISNU JEPARA, Santi Andriyani, M.Pd., mengungkapkan, sekolah ramah anak bukanlah membangun sekolah baru, namun membangun sebuah konsep sekolah terbuka yang dapat diakses oleh siapa saja, berusaha mengaplikasikan pembelajaran dengan memperhatikan perkembangan psikologis siswanya, mengkondisikan sebuah sekolah menjadi tempat nyaman bagi anak, serta menjadikan sekolah sebagai rumah kedua bagi anak setelah rumahnya sendiri.

“PSGA Unisnu sebagai lembaga di Perguruan Tinggi Jepara yang memiliki konsen di bidang gender dan anak, kiranya perlu dan penting untuk turut andil dalam membantu dan mendorong lembaga pendidikan dasar di Jepara untuk dapat mengimplementasikan konsep sekolah ramah anak secara nyata dengan baik. Untuk itu, PSGA berinisiatif mengadakan program pendampingan bagi guru sekolah dasar dalam bentuk workshop sekolah ramah anak”. Imbuh Santi Andriyani.