Seminar Internasional dan MoU Awali Rangkaian Harlah ke-32 UNISNU JEPARA

Unisnu Jepara - Dalam menyemarakkan Hari Lahir ke-32, Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara (UNISNU JEPARA) menyiapkan sejumlah rangkaian kegiatan. Diawali dengan peneyelenggaraan Seminar Internasional bertajuk "Perbandingan Sistem Pendidikan Islam di Indonesia dengan Iran: Peluang dan tantangan”, dan penandatanganan MoU. Kegiatan Seminar Internasional diinisiasi oleh Pusat Studi Aswaja An-Nahdliyah (PSAA) Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Inovasi (LPPI) Unisnu Jepara

Bertempat di auditorium gedung perpustakaan kampus Unisnu Jepara, Rabu (12/7/2023). Seminar Internasional menghadirkan Dr. H. Sa’dullah Assa’idi, M.Ag. (Rektor UNISNU JEPARA) sebagai Keynote Speaker, dan juga dua narasumber yakni Prof. Dr. Hossein Mottaghi (Direktur Al-Mustafa International University, Iran) dan Dr. Fathur Rohman, M.Pd.I. (Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Unisnu Jepara).

“Pendidikan Islam menjadi peluang sekaligus tantangan bagi kita. Fungsi pendidikan adalah knowing-how. Pendidikan  menjadi komponen untuk menjaga hifdzun nafs, untuk menjaga jiwa,” Ujar Rektor Unisnu Jepara dalam membuka sekaligus menghantarkan seminar internasional. Kiai Sa’dullah, sapaan akrab Rektor Unisnu Jepara itu juga menekankan pentingnya pendidikan Islam sebagai pijakan untuk melakukan transformasi diri.

Seminar internasional dipandu langsung oleh Ahmad Saefudin, M. Pd.I., Kepala Pusat Studi Aswaja An-Nahdliyah UNISNU JEPARA.


Prof. Dr. Hossein Mottaghi menyimpulkan bahwa sistem pendidikan Islam di Iran tidak pernah mendikotomikan aspek agama dengan ilmu pengetahuan. Al-Mustafa International University juga mengkaji pemikiran-pemikiran tokoh Islam di era modern. Titik persamaannya dengan di Indonesia terletak pada eksistensi pondok pesantren. Di Iran, dikenal dengan istilah Hauzah.


Dr. Fathur Rahman, M. Pd.I., sebagai narasmber berikutnya, menyampaikan bahwa pendidikan Islam di Indonesia mulai diminati masyarakat seiring dengan meningkatnya kesadaran mereka tentang pentingnya pendidikan. Selain itu, independensi lembaga pendidikan Islam juga menjadi daya tarik. Meskipun demikian, beberapa tantangan juga muncul. Di antaranya ialah dikotomi ilmu dengan agama. Peluang yang bisa dilakukan yaitu integrasi ilmu dengan agama, kontekstualisasi kurikulum, dan perbaikan manajemen kelembagaan.

Kegiatan ini dihadiri oleh seratusan peserta yang terdiri dari unsur dosen,  BEM dan mahasiswa UNISNU JEPARA, utusan Pondok Pesantren Darut Taqrib Jepara, Jaringan Gusdurian Jepara, PMII Jepara, LP. Maarif NU Jepara, Pergunu, IPNU-IPPNU, dan masyarakat umum.

Penandatanganan MoU

Pada kesempatan itu, juga menjadi momentum penandatanganan kerja sama (MoU) antara UNISNU JEPARA dengan Al-Mustafa International University dan STAI Sadra.

Dilanjutkan dengan penandatanganan nota kesepahaman dan perjanjian kerja sama tentang penyelenggaraan seminar Internasional antara UNISNU JEPARA dengan Al-Mustafa International University.


Kesepakatan tersebut ditandatangani dan disaksikan oleh Rektor Unisnu Jepara, direktur Al-Mustafa International University, Kepala UPT Layanan Internasional Unisnu Jepara, Deputy Hauzah Al-Mustafa dan Ketua STAI Sadra Jakarta.

Tidak hanya seminar internasional, berbagai kegiatan untuk menyambut Hari lahir ke-32 UNISNU JEPARA yang bertepatan pada Senin, 7 Agustus 2023 telah disusun oleh panitia harlah. Selain seminar internasional, rangkaian kegiatan Harlah ke-32 UNISNU JEPARA diantaranya adalah penandatanganan kerja sama dengan DUDI serta peluncuran sistem informasi kerja sama, santunan dhuafa, ziarah kubur ulama dan pendiri YAPTINU-UNISNU JEPARA, dan juga pengajian umum.

Kegiatan puncak harlah akan dilaksanakan pada Senin malam Selasa, 7 Agustus 2023 di Lapangan Olahraga UNISNU JEPARA, Pukul 19.30 WIB, yakni Pengajian Umum bersama Jamaah Al-Khidmah (Majelis Dzikir, Manaqib, Maulidurrosul Muhammad SAW dan Haul Masyayikh dan Muassis UNISNU JEPARA). [Zak/Humas]