Unisnu Jepara - Pimpinan Yayasan Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama Jepara (YAPTINU JEPARA) dan Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara (UNISNU JEPARA) mengadakan silaturrahim syawal kepada para pendiri dan keluarganya, serta beberapa tokoh yang mempunyai peran penting dan strategis dalam sejarah dan pengembangan Unisnu Jepara. Rangkaian silaturrahim dilaksanakan pada 25, 26, dan 27 April 2023.
Silaturrahim YAPTINU dan UNISNU JEPARA yang telah menjadi kegiatan rutin di bulan Syawal itu, dilaksanakan untuk menjaga relasi yang baik antara para tokoh dengan institusi. Bangunan relasi yang kokoh dan harmoni menjadi bagian tidak terpisahkan dari ikhtiyar mengembangkan institusi.
Rektor UNISNU JEPARA Dr. H. Sa’dullah Assa’idi, M.Ag., mengemukakan, berilmu dari shilaturrahim Idul Fitri 1444 Hijriyah adalah langkah kita sebagai hamba Allah untuk merasa dan mengaku salah. Hal inilah arti literal taqwa yaitu "menjaga diri sendiri".
Beberapa tokoh yang dikunjungi diantaranya adalah Pj. Bupati Jepara Edy Supriyanta, ATD., S.H., M.M.; Mustasyar PCNU Jepara KH. Makmun Abdullah Hadziq; Rais Syuriyah PCNU Jepara KH Khayatun Abdullah Hadziq; Ketua Tanfidziyah PCNU Jepara KH. Charis Rohman, dan sesepuh NU Jepara KH. Muhammady Kosim sekaligus penggerak pendirian INISNU JEPARA.
Silaturrahim juga dilaksanakan kepada mantan Rektor Unisnu Jepara Prof. Dr. KH. Muhtarom H.M; Dewan Penyantun juga Wakil Rektor II Unisnu Jepara (Periode 2014-2021) Drs. H. Hendro Martojo, MM.
Pimpinan YAPTINU dan UNISNU JEPARA juga bersilaturrahim kepada keluarga pendiri dan tokoh yang telah wafat, seperti keluarga almarhum KH. Mahfudz Asymawi, KH. Ali Irfan Mukhtar, BA, H. Setiyono, SE., MM., dan H. Dahlan Kosim, SH.
Ketua panitia silaturrahim, Dedi Merisa, S.H.I., mengungkapkan bahwa silaturrahim syawal merupakan satu rangkaian dengan kegiatan halalbihalal yang akan dilaksanakan pada 3 Mei 2023 dan akan dihadiri oleh KH. Mifyachul Akhyar (Rais Aam PBNU & Ketua Pembina Yaptinu Jepara)
“Dalam kegiatan silaturrahim syawal sejatinya banyak sekali tokoh-tokoh penting yang memupunyai andil besar dalam pendirian Unisnu Jepara yang seharusnya dikunjungi. Namun karena beberapa hal, maka tidak semuanya dapat dikunjungi. Meskipun kami tidak dapat berkunjung kepada seluruh tokoh pendiri, sejatinya komunikasi masih terus dilakukan agar kita masih tetap terhubung”, ungkap Dedi Merisa. (Zak/Humas)