HIKMAH RAMADAN DARI FINLANDIA
Oleh: Taufiqurrohman, S.S., M.Hum.
Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU JEPARA (Saat ini sedang menyelesaikan studi S3 di University of Eastern Finland)
Pengalaman hidup di Finlandia pada hakikatnya mengantarkan saya untuk lebih bersyukur karena Allah telah mengenalkan nama-Nya yang Ar-Rahman dan Ar-Rahim secara lebih dekat. Dia-lah sang Pengasih dan Penyayang pada setiap makhluk dan manusia di semesta ini, khususnya pada umat Islam di manapun mereka berada di muka bumi ini.
Yang pertama adalah Dia telah menganugerahkan kemampuan pada manusia untuk mampu beradaptasi dengan iklim yang berbeda. Berangkat dari kebiasaan hidup di Indonesia sebagai kawasan beriklim tropis yang memiliki dua musim—Kemarau dan Penghujan—serta kisaran suhu antara 230 C – 360 C, syukur saya mampu beradaptasi dengan iklim sub-tropis di Finlandia dengan empat musim, serta kisaran suhu antara -300 C sampai 180 C.
Hal ini membuktikan secara langsung bahwa sesungguhnya bumi Allah ini memang ditundukkan untuk manusia, dimana manusia sebenarnya memiliki kemampuan untuk hidup di manapun di muka bumi ini. Kekagetan pada iklim baru ini juga tidak membutuhkan waktu yang lama. Saya harus bisa survive di alam yang memiliki suhu amat rendah—seringkali di bawah titik beku. Meskipun memiliki empat musim, tetaplah Winter mendominasi dengan hampir enam bulan—Nopember sampai April—serta enam bulan yang lain dibagi tak rata antara Spring, Summer, dan Autumn. Maklum hal ini mungkin disebabkan faktor kedekatan jarak dengan kutub.
Dia juga memberi ilham pada manusia untuk mengetahui perbedaan waktu melalui garis lintang imajiner yang membagi waktu untuk masing-masing bagian bumi – dimana, misalnya, Waktu Indonesia bagian Barat (WIB) 4 jam lebih awal dari Waktu Summer Eropa Timur (EEST) dan 5 jam lebih awal dari Waktu Winter (EET). Selain itu, ukuran siang – malam di Finlandia memiliki putaran yang sangat gesit, sehingga waktu sholat juga berputar dengan pesatnya. Hal ini berbeda dengan WIB yang edar waktu sholatnya di seputar waktu yang tetap. Sebagai contoh, jika di WIB waktu sholat Maghrib adalah selalu di sekitar pukul 17.30, maka di Finlandia waktu Maghrib memiliki puncak waktu sekitar pukul 22.00 saat EEST dan sekitar pukul 14.00 saat EET.
Di samping itu, siang dan malam pada WIB hampir selalu seimbang selisih durasinya, namun di Finlandia, EEST bisa memiliki siang hari sampai 20 jam dan malam hanya 4 jam, serta kebalikannya untuk EET dengan siang hanya 4 jam dan malam sampai 20 jam. Dengan demikian, jika murni mengikuti waktu edar rotasi bumi dan revolusinya terhadap matahari, puasa Ramadlan di Finlandia memiliki waktu yang sangat pendek saat EET dan sangat panjang saat EEST. Sebagai bukti, waktu puasa pada tahun 2022 kemarin memiliki durasi puncak sampai 19 jam dan tahun 2031 akan memiliki durasi terpendeknya sekitar 4 jam saja.
Syukur pada-Nya juga yang tetap menguatkan umat Islam di Finlandia untuk tetap melangsungkan peribadatannya meskipun dengan suasana yang sangat sunyi. Selain di kamar-kamar apartemen masing-masing, kami tetap bisa sujud di sebuah basement gedung yang dijadikan sebagai satu-satunya masjid di Joensuu. Masjid ini tetap bisa eksis dengan syarat jama’ah konsekuen untuk iuran bulanan untuk biaya sewa gedung.
Allah juga menganugerahkan pada manusia potensi yang setara. Hal ini terbukti dari gaya dan kecerdasan manusia di Indonesia dan Finlandia yang terlihat jelas kemiripannya. Namun, ketika masuk ke level kemasyarakatan, ini yang menjadi pembeda. Saya melihat bahwa masyarakat Finlandia memiliki nilai hidup untuk terbiasa menjunjung tinggi aturan dan sistem yang ada agar bisa nyaman dalam hidup bersama.
Hal ini bisa dicontohkan dalam beberapa hal: (1) Kebiasaan mendahulukan yang lemah—pesepeda, pejalan kaki, penyandang disabilitas daripada pengendara kendaraan bermotor maupun yang sehat; (2) Pepohonan yang pasti ada di setiap jengkal rumah dan hutan kecil di tanah umum; (3) Pembuangan sampah domestik yang sudah pasti di bak yang berbeda berdasar kategori organik, plastik, logam, kaca, maupun kertas; serta yang paling terkenal adalah (4) Pendidikan yang santai namun berkualitas tinggi—karena peserta didik sudah dibiasakan untuk mandiri dalam berpikir dalam konteks metode belajar yang bervariasi dan kurikulum tentang well-being yang selalu ada di setiap lembaga pendidikan.
Joensuu, Finland
2 April 2023